Ilmu Dunia dan Akhirat � Golput? Pernah mendengar kata golput bukan? Kata yang sudah tak asing lagi di telinga Warga Negara Indonesia. Sebuah istilah yang sebenarnya berasal dari Zaman Orde Baru. Golput sebenarnya sih tujuannya baik pada zaman dahulu. Yaitu protes para mahiswa dan pemuda untuk pelaksanaan Pemilu 1971 di era Orde Baru. Protes? Mungkin karena peserta pemilu pada saat itu hanya 10 Partai, dari pada pemilu 1955 yang di ikuti 172 Partai. Banyak bukan? Untuk lebih lengkapnya mengenai Istilah Golput, Silahkan cek link berikut ini :
Hari ini, tanggal 9 Juli 2014 merupakan hari yang bersejarah sekali lagi untuk Bangsa Indonesia. Adanya pesta demokrasi yang mahal �mahal segi biaya� (untuk mencetak kartu pencoblosan serta pelaksanaan pemilu yang mahal). Pemilihan Presiden RI, Prabowo � Hatta No. 1 dan Jokowi-JK No. 2. Inilah mungkin awal mula perubahan Indonesia yang menuju arah yang lebih baik. Kalau kita lihat, kedua calon ini merupakan calon calon yang kuat. Visi dan Misi yang kuat serta memiliki kepribadian yang khas. Namun, namanya juga manusia. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan. Sayangnya, beberapa masyarakat Indonesia dan Beberapa media massa Indonesia, menilai calon presiden dari sisi buruknya. Salah? Tidak. Asalkan ada batasan. Salah bila isinya hanya menjelekkan salah satu calon.
Yah, akibatnya bakal ada 3 Pendukung. Pendukung Prabowo, Pendukung Jokowi dan Pendukung Putih. Pendukung putih, maksudku mereka yang golput. Karena pada artikel ini saya akan memberikan kata kata tentang mereka yang golput. Yah, emang kenyataannya saat ini, orang yang golput tidak zaman lagi. Udah kuno. Kenapa? Karena golput pada dasarnya istilah pada Masa Orde Baru. Sedangkan saat ini adalah Orde Reformasi. Bukan Orde Baru lagi!
Sebenarnya saya sendiri juga heran. Kenapa orang yang di beri kesempatan untuk memilih, malah golput. Karena saya sendiri tak pernah golput, saya masih belum tahu alasannya. Tapi, saya punya beberapa pemikiran atau informasi kenapa orang orang yang di beri hak pilih golput. Berikut ini pemikiran saya.
Memiliki Urusan Penting untuk golongan atau keluarganya. Contohnya nih, sekarang musimnya cari kuliah. Anak anak atau calon mahasiswa yang belum dapat kampus bakal cari kampus, al hasil beberapa dari mereka merantau. Namanya merantau, ketika tanggal pemilihan, mau tidak mau untuk bisa memilih, mereka harus pulang kampung. Sedang jaraknya yang jauh serta dana yang minim akan membuat mereka malas dan lebih memilih golput dari pada harus kehilangan kesempatan untuk mendapatkan universitasnya. Atau para pekerja yang di kejar deadline. Mereka berpikir akan membuang waktu jika mereka nyoblos di TPS dengan beberapa alasan seperti jauh dan antri. Dan beberapa alasan lainnya yang ada kaitan dengan diri sendiri.
Tidak punya Pilihan. Kalau yang ini, mereka berpikir bahwa calon pemimpin Indonesia itu tak ada yang baik. Yang katanya terkait HAM, tidak membayar gaji, boneka, haus jabatan serta makin banyak pikiran negatif mereka megenai Capres Indonesia. Mereka menganggap bahwa kalau mereka memilih capres, mereka ambil bagian dalam membuat indonesia terpuruk.
Ya cuman itu saja yang bisa saya pikirkan mengenai Alasan warga Indonesia golput. Mungkin kalian tahu alasan mereka yang mendapat hak memilih menjadi golput? Jika ada, tuliskan komentar kalian ya.
Namun, jujur saja. Bagi diriku golput bukan pilihan. Bukanlah hal yang patut di banggakan. Bukanlah sebuah tindakan terpuji.
#Golput itu pengecut. Tindakan yang tak patut di tiru. Jika alasannya karena calon pemimpinya sama sama buruk. Bukankah diantaranya salah satunya ada yang lebih baik?
#Golput itu merugi. Rugi karena ketika kita di berik hak untuk memilih. Kita malah tidak memilih. Ibarat di kasih uang 1 juta. Kita malah menolaknya.
#Golput itu tanda tak cinta tanah air. Karena Pemimpin yang kita pimpin, adalah untuk masa depan Indonesia.
Memangnya ada banyak manfaat kalau kita tidak golput? Banyak banget. Ingatlah bahwa 1 suara itu menentukan. Dalam sebuah pertandingan sepak bola saja, 1 gol sangat berarti. Apalagi dalam pemilihan presiden 2014. 1 Suara untuk pasangan capres cawapres sungguh sangat berarti. Bukan hanya itu, kita juga menunaikan kewajiban untuk menjalankan amanah dari pemerintah untuk menjalankan hak pilih. Para Ulama yang ada di Indonesia pun memilih. Kenapa kita sebagai orang orang yang bersandar pada Ulama dalam masalah agama , tidak mengikutinya? Mengikuti untuk coblos! Untuk tidak golput?
So? Golput, Masih Zaman? Di Era Reformasi? Di Era Para Ulama ikut menggunakan hak pilihnya? Di Era di mana Masa Depan Indonesia sangat di tentukan?
THINK AGAIN!
NB :
- Baca juga artikel saya mengenai Kampanye Hitam, Mengumbar Keburukan Capres dan Untuk Para Pemimpin
- Baca juga artikel saya mengenai Kampanye Hitam, Mengumbar Keburukan Capres dan Untuk Para Pemimpin
- Ini juga saya nge-postnya telat. Maaf ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar