Senin, 21 Juli 2014

Nabi Muhammad SAW, Di Jamin Masuk Surgakah?


Nabi Muhammad SAW, Di Jamin Masuk Surgakah?


Ilmu Dunia dan Akhirat - Kalau tidak salah, Tanggal 12 Juli 2014. Pak Shihab membuat sebuah pernyataan yang kontroversial. Untuk yang kedua kalinya. Yaitu sebuah pernyataan yang membuat banyak orang geram dan bereaksi aneka ragam. Ada yang menuduh beliau sesat, Syiah, atau hal hal jelek lainnya.

Namun bagi saya sendiri, mungkin itu cara berpikir atau cara penafsiran beliau salah. Atau pemikiran beliau yang berbeda dengan kebanyakan orang indonesia sehingga beliau berkata seperti itu. Berkata bahwa Nabi Muhammad SAW tidak di jamin masuk surga. Pernyataan beliau ini, terjadi ketika di salah satu stasion televisi di Indonesia yang menyajikan Tafsir Al Misbah. Untuk lebih jelasnya dalam pernyataan beliau, silahkan melihat video berikut ini :




Bagaimana pendapat kalian setelah menyaksikan Video tersebut? Yah, sebagian orang mencercanya sesat, Ulama ini kok begini?, lalu pemikirannya yang ini itu. Saya sendiri heran. Heran dalam artian, sesama kaum muslim, sama sama Tuhannya Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW rasulnya, menganggap saudaranya sendiri seseorang yang sesat? Memangnya bolehkah??

Padahal, bagi saya sendiri, dalam Al-Qur'an sudah jelas bahwa Allah SWT Yang Maha Tahu, siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan siapa yang mendapat petunjuk-Nya. Berikut ini firman Allah SWT 


�Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang  baik.  Sesungguhnya Tuhanmu Dialah  yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk� (QS An Nahl 125)


Dengan jelas Allah SWT berfirman bahwa Dia lah yang lebih mengetahui dari pada kita. Bahkan Allah SWT berfirman juga , serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik  serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Lantas, apakah kata kata seperti ini di sebut kata kata yang baik?? (saya ambil dari komentar di video Pak shihab)



Nabi Muhammad SAW, Di Jamin Masuk Surgakah?

Nabi Muhammad SAW, Di Jamin Masuk Surgakah?

Nabi Muhammad SAW, Di Jamin Masuk Surgakah?



Namun, ada juga yang memiliki pemikiran jernih Pemikiran di mana hanya Allah SWT Yang Maha Tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya. Bahkan memiliki pemikiran, tak seharusnya kita beerkata yang buruk kepada orang lain. Nabi Muhammad SAW saja, kepada kaum kafir tidak pernah menghina mereka. Apalagi para sahabatnya. Bahkan, seumur hidup, saya belum pernah mendengar para ulama mengatakan bahwa ulama yang berbeda pendapat dengan dia adalah sesat.

Nabi Muhammad SAW, Di Jamin Masuk Surgakah?

Nabi Muhammad SAW, Di Jamin Masuk Surgakah?



 Lantas, apakah ini artinya apa yang dikatakan Pak Shihab ini benar? Saya tak sependapat dengan beliau. Karena, berdasarkan ilmu yang saya dapatkan sehari hari, Nabi Muhammad SAW sudah dijamin masuk surga oleh Allah SWT. Silahkan cek di link dibawah ini, untuk mengetahui lebih bahwa Nabi Muhammad SAW dijamin masuk surga.


Setelah anda mengeceknya, saya berharap anda paham atas apa yang ada di Link tersebut. Lantas, bagaimana tanggapan Pak Shihab mengenai tudingan bahwa beliau itu Syiah? Silahkan cek link di bawah ini


Semoga dengan artikel ini bisa sedikit membuka mata serta pikiran kita untuk tidak menghina, menghujat orang lain. Bahkan menuduh ulama sesat. Seharusnya, kita tahu dan paham, ulama sendiri bahkan ustadz pun tak berani untuk bilang orang lain sesat. Mereka mungkin paham, bahwa tak layak bagi kita sesama manusia, sesama umat islam saling menuduh kafir dan sesat.

Karena, para ulama seperti Pak Shihab, mungkin memiliki pemikiran yang berbeda dari kita. Bukankah islam sendiri juga banyak perbedaan? seperti adanya Mazhab 4 Imam Besar? Lalu ada juga organisasi macam NU dan Muhammaddiyah?? Mereka berbeda, tetapi apakh pernah menuduh sesat?/ Cukuplah kita menasehati dan memberi pernyataan bahwa apa yang mereka katakan salah atau menyimpang dengan menunjukkan dalil serta penafsirannya. Jika mereka tetap ngotot tidak berubah, mungkin mereka memiliki dasar yang kuat sehingga tetap kukuh kepada ajarannya. Atau mungkin, Allah SWt belum membuka pintu hatinya.

Semoga kalian bisa memahami apa yang saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Terima Kasih



Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu�alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)



Wassalamu'alaikum . .

Baca juga mengenai : Golput, Masih Zaman? dan Kampanye Hitam Mengumbar Kejelekan capres!

Minggu, 13 Juli 2014

Golput, Masih Zaman?


Golput, Masih Zaman?

Ilmu Dunia dan Akhirat Golput? Pernah mendengar kata golput bukan? Kata yang sudah tak asing lagi di telinga Warga Negara Indonesia. Sebuah istilah yang sebenarnya berasal dari Zaman Orde Baru.  Golput sebenarnya sih tujuannya baik pada zaman dahulu. Yaitu protes para mahiswa dan pemuda untuk pelaksanaan Pemilu 1971 di era Orde Baru. Protes? Mungkin karena peserta pemilu pada saat itu hanya 10 Partai, dari pada pemilu 1955 yang di ikuti 172 Partai. Banyak bukan? Untuk lebih lengkapnya mengenai Istilah Golput, Silahkan cek link berikut ini :

Hari ini, tanggal 9 Juli 2014 merupakan hari yang bersejarah sekali lagi untuk Bangsa Indonesia. Adanya pesta demokrasi yang mahal �mahal segi biaya� (untuk mencetak kartu pencoblosan serta pelaksanaan pemilu yang mahal). Pemilihan Presiden RI, Prabowo � Hatta No. 1 dan Jokowi-JK No. 2. Inilah mungkin awal mula perubahan Indonesia yang menuju arah yang lebih baik. Kalau kita lihat, kedua calon ini merupakan calon calon yang kuat. Visi dan Misi yang kuat serta memiliki kepribadian yang khas. Namun, namanya juga manusia. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan. Sayangnya, beberapa masyarakat Indonesia dan Beberapa media massa Indonesia, menilai calon presiden dari sisi buruknya. Salah? Tidak. Asalkan ada batasan. Salah bila isinya hanya menjelekkan salah satu calon.
Yah, akibatnya bakal ada 3 Pendukung. Pendukung Prabowo, Pendukung Jokowi dan Pendukung Putih. Pendukung putih, maksudku mereka yang golput. Karena pada artikel ini saya akan memberikan kata kata tentang mereka yang golput. Yah, emang kenyataannya saat ini, orang yang golput tidak zaman lagi. Udah kuno. Kenapa? Karena golput pada dasarnya istilah pada Masa Orde Baru. Sedangkan saat ini adalah Orde Reformasi. Bukan Orde Baru lagi!

Golput, Masih Zaman?

Sebenarnya saya sendiri juga heran. Kenapa orang yang di beri kesempatan untuk memilih, malah golput. Karena saya sendiri tak pernah golput, saya masih belum tahu alasannya. Tapi, saya punya beberapa pemikiran atau informasi kenapa orang orang yang di beri hak pilih golput. Berikut ini pemikiran saya.

Memiliki Urusan Penting untuk golongan atau keluarganya. Contohnya nih, sekarang musimnya cari kuliah. Anak anak atau calon mahasiswa yang belum dapat kampus bakal cari kampus, al hasil      beberapa dari mereka merantau. Namanya merantau, ketika tanggal pemilihan, mau tidak mau untuk bisa memilih, mereka harus pulang kampung. Sedang jaraknya yang jauh serta dana yang minim akan membuat mereka malas dan lebih memilih golput dari pada harus kehilangan kesempatan untuk mendapatkan universitasnya. Atau para pekerja yang di kejar deadline. Mereka berpikir akan membuang waktu jika mereka nyoblos di TPS dengan beberapa alasan seperti jauh dan antri. Dan beberapa alasan lainnya yang ada kaitan dengan diri sendiri.

Tidak punya Pilihan. Kalau yang ini, mereka berpikir bahwa calon pemimpin Indonesia itu tak ada yang baik. Yang katanya terkait HAM, tidak membayar gaji, boneka, haus jabatan serta makin banyak pikiran negatif mereka megenai Capres Indonesia. Mereka menganggap bahwa kalau mereka memilih capres, mereka ambil bagian dalam membuat indonesia terpuruk.

Ya cuman itu saja yang bisa saya pikirkan mengenai Alasan warga Indonesia golput. Mungkin kalian tahu alasan mereka yang mendapat hak memilih menjadi golput? Jika ada, tuliskan komentar kalian ya.

Namun, jujur saja. Bagi diriku golput bukan pilihan. Bukanlah hal yang patut di banggakan. Bukanlah sebuah tindakan terpuji.
#Golput itu pengecut. Tindakan yang tak patut di tiru. Jika alasannya karena calon pemimpinya sama sama buruk. Bukankah diantaranya salah satunya ada yang lebih baik?

#Golput itu merugi. Rugi karena ketika kita di berik hak untuk memilih. Kita malah tidak memilih. Ibarat di kasih uang 1 juta. Kita malah menolaknya.

#Golput itu tanda tak cinta tanah air. Karena Pemimpin yang kita pimpin, adalah untuk masa depan Indonesia.
Golput, Masih Zaman?

Memangnya ada banyak manfaat kalau kita tidak golput? Banyak banget. Ingatlah bahwa 1 suara itu menentukan. Dalam sebuah pertandingan sepak bola saja, 1 gol sangat berarti. Apalagi dalam pemilihan presiden 2014. 1 Suara untuk pasangan capres cawapres sungguh sangat berarti. Bukan hanya itu, kita juga menunaikan kewajiban untuk menjalankan amanah dari pemerintah untuk menjalankan hak pilih. Para Ulama yang ada di Indonesia pun memilih. Kenapa kita sebagai orang orang yang bersandar pada Ulama dalam masalah agama , tidak mengikutinya? Mengikuti untuk coblos! Untuk tidak golput?

So? Golput, Masih Zaman? Di Era Reformasi? Di Era Para Ulama ikut menggunakan hak pilihnya? Di Era di mana Masa Depan Indonesia sangat di tentukan?

THINK AGAIN!



NB : 
- Baca juga artikel saya mengenai  Kampanye Hitam, Mengumbar Keburukan Capres dan Untuk Para Pemimpin
- Ini juga saya nge-postnya telat. Maaf ya.

Minggu, 06 Juli 2014

Kampanye Hitam, Mengumbar Kejelekan Capres

Assalamu'alaikum. . .


Kampanye Hitam, Menyumbar Kejelekan CapresIlmu Dunia dan Akhirat - di penghujung menuju pemilihan kepala negara dan kepala pemerintahan (Presiden) , semakin dekat saja. Berbagai spanduk mulai bertebaran di mana mana. Orang orang mulai membicarakan capres idaman mereka. Mulai seperti bagaimana orang orang yang menjelekkan capres, bagaimana visi serta misi capres tersebut. Serta berbagai hal hal yang lainnya. Bahkan , Capres pun juga lebih gencar lagi dalam melakukan kampanye. Entah via jejaring sosial, atau melalui kampanye langsung. Bahkan, saya telah melihat banyak sekali posko posko pemenangan dari Capres Prabowo dan Capres Jokowi.

Namun, kali ini saya akan membahas lebih mengenai Kampanye Hitam,  Mengumbar Kejelekan Capres. Tentu dengan pembahasan sesuai bahasa saya sendiri. Berdasarkan realita yang ada. Entah di jejaring sosial atau mungkin di sekitar rumah saya sendiri.

Pertama, mari sebelumnya kita lihat sebelumnya mengenai Hadits Nabi Muhammad SAW berikut ini :


diriwayatkan Imam Bukhori dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari qiyamat."

Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, "Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya."

Sudah paham bukan? Bahwa mengumbar aib seseorang merupakan larangan. Bukanlah sesuatu yang pantas di banggakan. Apalagi, kebenarannya pun diragukan. Bagaimana bisa kita umat muslim mau atau bahkan ikut ambil bagian dalam mengumbar salah satu aib capres ??

Kampanye Hitam, Menyumbar Kejelekan CapresSaya melihat di sini, ada beberapa hal yang membuat Masyarakat Indonesia itu , begitu mau atau bahkan sangat ingin sekali untuk bisa mengumbar Aib atau kejelekan orang lain. Berikut ini selengkapnya :










1 Media Massa Tidak Independen


 Okelah kalian tahukan siapa yang saya maksud di sini? Yang gencar gencarnya melakukan pemberitaan mengenai kejelekan Capres Prabowo dan Capres Jokowi. 

Lihat saja, Stasiun Televisi A yang mendukung Salah satu capres. Isinya cuman memuji semua yang ada pada diri Capres yang di dukung (Capres A). Semua berita tentang pemilu, bahkan Stasiun Televisi A ini malah menjelek jelekkan capres B. Yang katanya kena isu HAM, Korupsi, atau malah kasus belum membayar biaya karyawannya.

Saya sungguh heran dan tidak habis pikir. Sefanatik apa sih Pers sekarang? Sehingga mau mendukung dan selalu memuji muji capres idamannya dan menghina, menyebarkan isu isu yang tak terpuji capres lawannya. Apakah ini cermin Pers yang demokrasi?

Bukankah Pers seharusnya Independen? Netral? Tidak memihak kepada capres manapun sehingga berita yang di sampaikannya itu Objektif. Bukan subyektif. Bahkan, yang lebih parahnya lagi. Saya akan memberikan Analogi mengenai bahayanya jika media massa tersebut tidak Independen.

Capres A di dukung Media Massa O.

Capres B di dukung Media Massa M.

Setiap berita yang di muat di Media Massa O selalu memuji, membaguskan serta memberitakan kebaikan dan kehebatan capres A. Tetapi jarang memberitakan atau malah ketika memberitakan Capres B, isinya hanya keburukannya. Entah yang katanya Boneka, Tidak Amanah, serta masih banyak yang lainnya.

Bagaimana jika nantinya Capres B yang menjadi Presiden? Bukankah malah kelak Media Massa O akan menjadi salah satu Media yang isinya hanya mengkritik pemerintah? Memburukan citra pemerintah di mata Rakyat? Bukannya netral (memberitakan dengan Objektif) melainkan mengkritisi semua kebijakan pemerintah dari sisi buruknya saja. Bukankah hal ini akan memperburuk citra pemerintah di mata rakyat? Bukankah rakyat akan membenci pemerintah karena di nilai tidak prorakyat atau tidak berjuang demi rakyat? Itulah yang saya khawatirkan.  (begitu pula dengan media massa M terhadap B)

Itulah yang saya khawatirkan. Media massa yang saat ini tidak independen, tidak netral, kelak akan menjadi sebuah �media pengkritik� habis habisan terhadap Pemerintah. Iya, jika objektif. Bagaimana jika Subjektif?



2.  Mudah Percaya Berita tanpa ada Pembuktian yang jelas.


Ini yang paling saya benci dari beberapa manusia di Indonesia. Suka menyebarkan berita yang belum tentu berita itu benar. Langsung saja, tanpa mengkonformasi apakah berita itu benar atau salah, berita tersebut langsung di beberkan kepada masyarakat lainnya.

Yah, walaupun sisi baiknya bahwa beberapa rakyat Indonesia akan dengan cepat mendengar suatu berita, namun hal ini memiliki dampak negatif yang jauh lebih besar. Hal ini membuat sebuah berita tersebut terkesan abu abu. Antara harus percaya atau tidak. Seperti,misalkan capres yang punya masalah HAM.(saat ini gencar gencaran)   , berita mengenai ini menyebar dengan cepat. Namun, apakah benar berita ini? Kalau secara logika benar, bagimana dengan Pak Prabowo yang di kabarkan kena HAM? Kenapa dahulu menjadi cawapres? Bukankah sama bahayanya jika dahulu Pak Prabowo dan Capresnya jadi presiden?

Begitu pula dengan Pak Jokowi. Kalau dia adalah Presiden Boneka, kenapa cawapresnya bukan Ibu Megawati saja? Biar mudah mengendalikan Pak Jokowi? Bahkan jika Jokowi itu presiden yang buruk. Tidak mungkin bisa terpilih menjadi Walikota, Gubernur bahkan sekarang di dukung untuk menjadi Capres.

Namun sayangnya, para pendukung fanatik Capres Prabowo dan Capres Jokowi sudah terlanjur terbakar amarahnya. Sehingga, sering kali mereka secara tidak sadar, membuka AIB capres atau pemimpin bangsa sendiri. Sehingga malah memperlihatkan �oh, itu calon pemimpin bangsa indonesia? Yang dikabarkan ini dan itu?�

Bukankah martabat Presiden kita sudah turun karena ejekan dan aib yang tak jelas itu tersebar kemana mana? Think guys!


Dua hal itu saja, sudah bisa membuat Pemilu Indonesia benar benar kacau. Orang orang pun saling membela dan meledek capres. Akhirnya, menang jadi abu. Kalah jadi arang. Percuma dan tak ada gunanya guys kita menjelekkan orang lain! Yang ada malah kita sendiri yang kelihatan jelek. 

Bukankah dalam agama Islam itu jgua merupakan larangan untuk menjelekkan orang lain? Membuka Aib orang lain? Ini cermin dari masyarakat Indonesia yang mayoritas umatnya beragama Islam??

Kampanye Hitam, Menyumbar Kejelekan Capres

Saya harapkan, tulisan saya yang rada jelas ini sedikit membukakan pintu hati mereka yang suka menghina capres lain. Karena sebentar lagi pemilu dan tak ada lagi saling hina antar pendukung capres. 



Oke deh, selamat menentukan pilihan kalian ya. Untuk indonesia yang lebih baik.! Dan jangan golput. Karena golput itu , seperti pengecut. Tidak berani bertindak!

Wassalamu�alaikum . .





Sabtu, 05 Juli 2014

Untuk Para Pemimpin

Assalamu'alaikum . . .
Untuk Para Pemimpin

Tulisan yang ditujukan untuk Para Pemimpin.
Untuk mereka yang memimpin karyawannya
Untuk mereka yang memimpin keluarganya
Untuk mereka yang memimpin rakyatnya
serta Untuk mereka yang memimpin anggota badannya.






Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban  perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya. (buchary, muslim)




Pemimpin, kalian adalah manusia manusia yang hebat dan perkasa. Berani mengambil resiko dengan menjadi orang yang memimpin. Berani mengambil keputusan dengan mempertimbangkan resiko yang ada serta tahan terhadap semua kritikan pedas dan ancaman yang mungkin saja selalu datang silih berganti.

Pemimpin adalah manusia. Ada kalanya pemimpin itu salah. Bukankah manusia itu tempat salah dan dosa? Jika benar, kelak. Ketika para pemimpin salah, maka izinkahlah kami yang engkau pimpin untuk membenarkanmu dan berharap tak mendapat murkamu.

Pemimpin, ketika kamu sudah mendapatkan tahta, gelar kepemimpinan serta hal indah lainnya. Janganlah engkau lupa akan kami yang wajib engkau tuntun. Kepala Negara yang berusaha menuntun rakyatnya menuju kesejahteraan. Kepala keluarga yang berusaha memelihara keluarganya dari Panasnya Api neraka. Seorang Istri yang berusaha memelihara rumah tangga.

Pemimpin, Sebuah kata yang sebagian orang anggap sebuah amanah yang besar. Sebuah kata yang orang anggap sebuahJabatan yang besar.(dalam konteks ini adalah Presiden, Kepala Perusahaan, Kepala sekolah dst)

Supaya kita yang akan menjadi pemimpin, untuk tidak lupa menggunakan dengan Al-Qur'an dan Hadits, Tidak Lupa akan Allah SWT sebagai Tuhan kita, pencipta kita serta Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi kita. Ingatlah, bahwa kita sebagai pemimpin haruslah sadar posisi kita. Janganlah sampai, kita Pemimpin yang Dzalim. Tidak mentaati perintah-Nya, diktator terhadap bawahan, serta tak mau di kritisi.

Padahal, kita sebagai pemimpin adalah manusia. Manusia sebagai tempatnya kesalahan serta dosa.
Padahal, kita sebagai seseorang yang memiliki kemampuan lebih serta kemampuan yang kurang dalam beberapa hal. Bukan manusia sempurna yang ahli dalam berbagai hal.
Padahal, kita sebagai pemimpin yang akan bertanggung jawab atas apa yang kita pimpin.

Ingatlah akan Sabda Nabi Muhammad SAW ini :


???? ????? ???????? ?????? ????? ????????? ????? ?????????? ?????? ????? ???????? ????????? ?????? ???????? ????? ????????? ??????? ???? : "??????? ???????? ????????????? ? ?????????? ?????? ????????? ???????? ????? ???????".



Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Nabi SAW telah mengutus Mu�adz ke Yaman dan Beliau berkata kepadanya : "Takutlah kamu akan doa seorang yang terzalimi, karena doa tersebut tidak adah hijab (penghalang) diantara dia dengan Allah". (H.R. Bukhari dan Muslim)

 dan semoga, kata kata saya yang singkat dan mungkin sedikit tidak nyambung ini, bisa membuka hati kita sebagai seorang pemimpin. Kita adalah pemimpin. dan setiap yang memimpin akan dipertanggung jawabkan.

Wassalamu'alaikum ..  

NB : Baca juga mengenai Penulisan yang benar antara Allah, Alloh, Awloh? dan Fakta Lebih Mudah Strees dari pada Bahagia